Kamis, 11 Februari 2010

DISTILASI

Distilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan Yunani sekitar abad pertama masehi yang akhirnya perkembangannya dipicu terutama oleh tingginya permintaan akan spritus. Hypathia dari Alexandria dipercaya telah menemukan rangkaian alat untuk distilasi dan Zosimus dari Alexandria-lah yang telah berhasil menggambarkan secara akurat tentang proses distilasi pada sekitar abad ke-4 Bentuk modern distilasi pertama kali ditemukan oleh ahli-ahli kimia Islam pada masa kekhalifahan Abbasiah, terutama oleh Al-Razi pada pemisahan alkohol menjadi senyawa yang relatif murni melalui alat alembik, bahkan desain ini menjadi semacam inspirasi yang memungkinkan rancangan distilasi skala mikro, The Hickman Stillhead dapat terwujud. Tulisan oleh Jabir Ibnu Hayyan (721-815) yang lebih dikenal dengan Ibnu Jabir menyebutkan tentang uap anggur yang dapat terbakar, ia juga telah menemukan banyak peralatan dan proses kimia yang bahkan masih banyak dipakai sampai saat kini. Kemudian teknik penyulingan diuraikan dengan jelas oleh Al-Kindi (801-873).[1]

Salah satu penerapan terpenting dari metode distilasi adalah pemisahan minyak mentah menjadi bagian-bagian untuk penggunaan khusus seperti untuk transportasi, pembangkit listrik, pemanas, dll. Udara didistilasi menjadi komponen-komponen seperti oksigen untuk penggunaan medis dan helium untuk pengisi balon. Distilasi juga telah digunakan sejak lama untuk pemekatan alkohol dengan penerapan panas terhadap larutan hasil fermentasi untuk menghasilkan minuman suling.



Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.

Metode ini merupakan termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.

Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.

Metode ini merupakan termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.

MACAM-MACAM DISTILASI
1. Distilasi Sederhana


Prinsipnya memisahkan dua atau lebih komponen cairan berdasarkan
perbedaan titik didih yang jauh berbeda.






 







2. Distilasi Fraksionasi (Bertingkat)

Sama prinsipnya dengan dis.sederhana, hanya
dis.bertingkat ini memiliki rangkaian alat kondensor yang lebih baik, sehingga mampu
memisahkan dua komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang berdekatan. Untuk memisahkan dua jenis cairan yang sama-sama mudah menguap dapat
dilakukan dengan destilasi bertingkat.Destilasi bertingkat sebenarnya adalah suatu proses
destilasi berulang.Proses berulang ini terjadi pada kolom fraksional.Kolom fraksional
terdiri atas beberapa plat dimana pada setiap plat terjadi pengembunan.Uap yang naik
plat yang lebih tinggi lebih banyak mengandung cairan yang lebih atsiri (mudah
menguap) sedangkan cairan yang yang kurang atsiri lebih banyak dalam kondensat.
Contoh destilasi bertingkat adalah pemisahan campuran alkohol-air (lihat gambar di
bawah),titik didih alkohol adalah 78*C dan titik didih air adalah 100*C.Campuran
tersebut dicampurkan dalam labu didih.Pada suhu sekitar 78*C alkohol mulai mendidih
tetapi sebagian air juga ikut menguap.Oleh karena alkohol lebih mudah menguap,kadar
alkohol dalam uap lebih tinggi daripada kadar alkohol dalam campuran semula.Ketika
mencapai kolom fraksionasi,uap mengembun dan memanaskan kolom tersebut.Setelah
suhu kolom mencapai 78*C,alkohol tak lagi mengembun sehingga uap yang mengandung
lebih banyak alkohol naik ke kolom di atasnya,sedangkan sebagian air turun ke dalam
labu didih.Proses seperti itu berulang beberapa kali (bergantung pada banyaknya plat
dalam kolom),sehingga akhirnya diperoleh alkohol yang lebih murni.Contoh lain dari
Destilasi bertingkat adalah pemurnian minyak bumi,yaitu memisahkan gas,bensin,minyak
tanah, dan sebagainya dari minyak mentah.



3. Distilasi Azeotrop, memisahkan campuran azeotrop (campuran dua atau lebih komponen
yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa lain yang dapat
memecah ikatan azeotrop tsb, atau dengan menggunakan tekanan tinggi.



4. Distilasi Kering : memanaskan material padat untuk mendapatkan fasa uap dan cairnya.
Biasanya digunakan untuk mengambil cairan bahan bakar dari kayu atau batu bata.



5. Distilasi vakum: memisahkan dua kompenen yang titik didihnya sangat tinggi, motede yang
digunakan adalah dengan menurunkan tekanan permukaan lebih rendah dari 1 atm, shg
titik didihnya juga menjadi rendah, dalam prosesnya suhu yang digunakan untuk
mendistilasinya tidak perlu terlalu tinggi.




Sumber :
1. http://id.wikipedia.org/wiki/Distilasi
2. http://oz.plymouth.edu/~wwf/distillation.htm
3. http://www.bioethanol.yolasite.com/peralatan

4. http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/Meggy%20Yulia%20A%20060221/gambar/sedarhana.JPG

read more...

Minggu, 07 Februari 2010

Keluarga Kedua Ku

Sungguh senang sekali ketika aq berada di sebuah keluarga yang sangat menyenangkan yang bisa membantu kita kapan pun kita membutuhkan. Suka duka pun sering kita lalui tanpa adanya sebuah pakasaan dan rasa menyerah karena ini adalah sebuah pengabdian yang tiada henti sampai kapab pun, sampai kita ga kuat lagi untuk memikul beban yang ada dipundak ini. Semoga apa yang kita lakukan selalu mendapat restu dari Allah SWT dan tentuya bermanfaat bagi kita dan orang lain tentunya. Pengorbanan dan pengabdian dari teman-teman kepada HIMKA memberikan warna dan motivasi bagi saya untuk berada dan bertahan dirumah kita kedua ini. HIMKA mengajarkan qu bagaimana arti sebuah kehidupan yang kita jalani, tidak hanya dalam hal akademik namun dalam segala hal. Capek, lelah, marah dan semuanya dalam menjalankan amanah yang besar ini tidak bisa dihargai dengan sebuah kertas bergambar mata uang, apa yang kita dapatkan jauh dari itu semua. Apa yang kita lakukan adalah semata-mata hanya untuk sebuah pengabdian dan keikhlasan pun harus tetap menyertai kita. Jika ditanya apa yang membut saya berthan disini adalah keluarga ku, bukan keluarga dirumah atau keluarga yang jauh disana, tapi keluarga qu disini yaitu keluarga HIMKA. Terima kasis sekali buat HIMKA yang sudah mengajarkan ku bnyak hal ga hanya sekedar apa itu kuliah apa itu belajar.


Hidup HIMKA....Hidup HIMKA....
Ku baktikan seluruh tenaga
Hidup HIMKA....Hidup HIMKA....
Jayalah jaya slamanya

VIVAT HIMKA.................
Hidup HIMKA....Hidup Kimia..Hidup ITS......



read more...