Selasa, 03 Maret 2020

Reaktor Autoclave Bernama Sekolah


AUTOCLAVE adalah sejenis reaktor yang digunakan untuk sintesis beberapa material dan kristal. Cara kerja autoclave adalah bahan baku dimasukkan ke dalam reaktor kemudian diberi perlakuan panas, kondisi autoclave tertutup sehingga akan menghasilkanpanas dan tekanan yang sangat tinggi. Suhu dan tekanan tinggi tersebut akan membantu terbentuknya struktur kristal yang diinginkan. Kita tidak pernah mengetahui secara pasti apa yang terjadi di dalamnya karena sistem tertutup dan umumnya terbuat dari stainless steel sehingga di beberapa jurnal autoclave ini dikatakan sebagai black box.

Apa hubungannya dengan SEKOLAH?


Beberapa hari ini terusik dengan orang tua yang menginginkan sekolah anaknya seperti autoclave, bahkan ada yg menginginkan seperti kotak ajaib yang digunakan pesulap dalam melakukan aksi, bisa mengeluarkan atau mengubah apapun yang diinginkan. Begitulah pandangan beberapa orang tua saat ini terhadap sekolah, mereka rela melakukan apapun dan membayar berapa pun agar anaknya masuk ke sekolah tertentu. Kebanggan anaknya masuk ke sekolah tertentu mengalahkan kebanggaan mereka terhadap prestasi anaknya. Mereka beranggapan saat anaknya sudah masuk sekolah tersebut, maka tugas mereka untuk mendidik anak sudah lunas.

Anaknya berangkat sekolah dan berharap saat pulang/lulus sudah menjadi anak yang sesuai dengan keinginannya. Mereka bayar sekolah tanpa mengetahui apa yang dilakukan anaknya dan berharap lulus sekolah menjadi anak yang pintar. Kalau anaknya sudah sekolah mereka tidak tahu aktivitas apa yang dilakukan anak untuk meningkatkan akhlak, softskill dan hardskill anaknya, menurutnya itu tanggung jawab bapak/ibu guru. Padahal seorang anak rata-rata menghabiskan waktu di sekolah/universitas selama 6-8 jam, sisanya 16 jam di luar sekolah. Bisa jadi 8 jam itu akan sangat sia-sia jika 1 jam saja sisanya dilakukan untuk hal yang tidak bermanfaat atau di lingkungan yang negatif. Sintesis 8 jam di dalam reaktor akan siasia jika diikuti dengan perlakuan yang salah terhadap material tersebut baik sebelum atau sesudah reaksi.

Contoh 1 : Beberapa kasus sintesis mixed metal oxide, perbedaan pH (keasaman) bahan baku dalam reaksi hidrotermal di autoclave akan mempengaruhi mekanisme reaksinya sehingga menghasilkan struktur kristal yang berbeda, tentu sifat material yang dihasilkan akan sangat jauh berbeda pula. Seorang anak harus diberi dukungan sebelum sekolah agar siap untuk melakukan proses belajar di sekolah, jangan beri beban-beban yang dapat mempengaruhi aktivitasnya di sekolah. Berikan dukungan dan kondisi (seperti pH dalam reaksi di atas), sehingga menghasilkan anak (kristal) yang baik.

Contoh 2 : Kondisi di dalam reaktor juga sangat berpengaruh, reaksi di dalam reaktor sangat dipengaruhi suhu, tekanan, jumlah bahan, waktu reaksi dan lain-lain. Sekolah akan membuat kondisi-kondisi yang ideal untuk mengahasilkan kristal melalui kinerja guru dan seluruh sivitas sekolah. Guru harus memahami capaian pembelajaran dan bagaimana cara mencapainya.

Contoh 3 : Sintesis kristal tidak berhenti sampai keluarnya bahan dari autoclave, setelah keluar dari reaktor maka diperlukan beberapa perlakuan misalkan pencucian dengan pelarut-pelarut tertentu untuk menghilangkan pengotor. Setelah itu material harus disimpan dalam kondisi-kondisi tertentu sesuai dengan sifat kristalnya misalkan disimpan dalam wadah tertutup dan tidak kena cahaya matahari. Kegiatan pasca sekolah juga menjadi hal yang penting, sekolah dan orang tua harus tetap melakukan pendampingan, untuk menghilangkan hal-hal negatif atau kontaminasi yang mungkin didapatkan selama proses berlangsung serta menjaga agar anak tetap berada pada jalan yang baik tidak terkena kontaminasi.

Sekolah bukanlah reaktor autoclave, sekolah adalah reaktor autoclave transparan, semua proses  di dalamnya direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi oleh sivitas sekolah maupun pihak di luar sekolah, sehingga orang tua juga dapat terlibat aktif dalam proses belajar anaknya. Anak kita akan menjadi kristal dengan mempersiapkan segalanya mulai dari sebelum masuk reaktor hingga setelah keluar dari autoclave. Mereka yang yang sudah terbiasa dengan suhu dan tekanan di dalam autoclave akan lebih mudah beradaptasi ketika mereka sudah berada di lulus.

Sekolah sebagai reaktor autoclave, maka anak sebagai bahan baku akan menerima suhu dan tekanan yang tinggi, apakah itu menyenangkan? Tentunya tidak sama sekali. Terus untuk apa mereka menerima suhu dan tekanan? Karena sekolah akan menjadikan anak-anak tersebut menjadi kristal yang tentunya akan membawa manfaat bagi agama, bangsa dan negaranya melalui kondisi-kondisi tersebut.

Kondisi suhu dan tekanan bermacammacam tergantung tingkatan dan bidang sekolah tersebut. Kondisi tersebut sudah diatur dalam berbagai macam peraturan, misalkan yang tertuang dalam Standar Nasional DIKTI yang menyatakan bahwa 1 semester minimal 16 pertemuan, 1 sks kuliah artinya tatap muka 50 menit, tugas terstruktur 60 menit dan tugas mandiri 60 menit perminggu. Jadi orang tua jangan khawatir atau takut jika guru memberikan suhu dan tekanan berlebih karena semua sudah diatur dalam undang-undang. Kemudian jika ada anak mengeluh kepada orang tuanya karena tugas-tugas dan kuliah, saat itu lah anda sebagai orang tua bersyukur bahwa sekolah anak anda sedang melakukan perlakuan untuk menjadikan anak anda sebagai kristal yang memiliki nilai guna dan nilai jual lebih tinggi. Khawatirlah kalau anak kita tidak sibuk dengan kegiatan sekolah atau justru disibukkan dengan kegiatan di luar sekolah yang belum kita ketahui manfaatnya.

Intan dan arang berdasarkan atom penyusunnya sama-sama dari karbon (C), namun keduanya memiliki sifat, fungsi dan nilai jual yang bereda. Intan dan arang berbeda dalam hal strukturnya, intan memiliki struktur teratur, rapat dan ikatan yang kuat sehingga memiliki sifat kekerasan yang tinggi, sedangkan sifat arang sebaliknya. Intan memiliki nilai jual yang sangat tinggi dibandingkan dengan arang. Intan terbentuk dari karbon pada kondisi suhu ribuan derajat dan tekanan tinggi dalam waktu jutaan tahun. Itulah kenapa intan menjadi material keras dan berkilau indah. Jika arang kita diamkan tanpa perlakukan apa-apa maka selamanya tidak akan pernah menjadi intan. Bagitu juga dengan anak-anak kita semua terlahir dengan material penyusun yang sama, tinggal kita sebagai orang tua mau menjadikannya intan yang kuat dan berkilai atau arang yang rapuh.

Proses belajar memang sangat melelahkan bahkan membosankan, karena hasilnya tidak bisa kita petik dalam waktu yang singkat. Belajar akan membuat masa depan anak kita tidak melelahkan dan membosankan. Jangan berharap menjadi intan jika tidak pernah dikenai suhu dan tekanan, jangan berharap panen jika tidak pernah menanam. Saat mahasiswa lain membanggakan nama besar kampusnya, UISI bangga dengan prestasi mahasiswanya. 

*Tulisan ini pernah dimuat di Radar Gresik pada 10 Desember 2019.

0 komentar:

Posting Komentar