AUTOCLAVE adalah sejenis reaktor
yang digunakan untuk sintesis beberapa material dan kristal. Cara kerja
autoclave adalah bahan baku dimasukkan ke dalam reaktor kemudian diberi
perlakuan panas, kondisi autoclave tertutup sehingga akan menghasilkanpanas dan
tekanan yang sangat tinggi. Suhu dan tekanan tinggi tersebut akan membantu
terbentuknya struktur kristal yang diinginkan. Kita tidak pernah mengetahui
secara pasti apa yang terjadi di dalamnya karena sistem tertutup dan umumnya
terbuat dari stainless steel sehingga di beberapa jurnal autoclave ini
dikatakan sebagai black box.
Apa hubungannya dengan SEKOLAH?
Beberapa hari ini terusik dengan
orang tua yang menginginkan sekolah anaknya seperti autoclave, bahkan ada yg
menginginkan seperti kotak ajaib yang digunakan pesulap dalam melakukan aksi,
bisa mengeluarkan atau mengubah apapun yang diinginkan. Begitulah pandangan
beberapa orang tua saat ini terhadap sekolah, mereka rela melakukan apapun dan
membayar berapa pun agar anaknya masuk ke sekolah tertentu. Kebanggan anaknya
masuk ke sekolah tertentu mengalahkan kebanggaan mereka terhadap prestasi
anaknya. Mereka beranggapan saat anaknya sudah masuk sekolah tersebut, maka
tugas mereka untuk mendidik anak sudah lunas.
Anaknya berangkat sekolah dan
berharap saat pulang/lulus sudah menjadi anak yang sesuai dengan keinginannya.
Mereka bayar sekolah tanpa mengetahui apa yang dilakukan anaknya dan berharap
lulus sekolah menjadi anak yang pintar. Kalau anaknya sudah sekolah mereka
tidak tahu aktivitas apa yang dilakukan anak untuk meningkatkan akhlak,
softskill dan hardskill anaknya, menurutnya itu tanggung jawab bapak/ibu guru.
Padahal seorang anak rata-rata menghabiskan waktu di sekolah/universitas selama
6-8 jam, sisanya 16 jam di luar sekolah. Bisa jadi 8 jam itu akan sangat
sia-sia jika 1 jam saja sisanya dilakukan untuk hal yang tidak bermanfaat atau
di lingkungan yang negatif. Sintesis 8 jam di dalam reaktor akan siasia jika
diikuti dengan perlakuan yang salah terhadap material tersebut baik sebelum atau
sesudah reaksi.
Contoh 1 : Beberapa kasus
sintesis mixed metal oxide, perbedaan pH (keasaman) bahan baku dalam reaksi
hidrotermal di autoclave akan mempengaruhi mekanisme reaksinya sehingga
menghasilkan struktur kristal yang berbeda, tentu sifat material yang
dihasilkan akan sangat jauh berbeda pula. Seorang anak harus diberi dukungan
sebelum sekolah agar siap untuk melakukan proses belajar di sekolah, jangan
beri beban-beban yang dapat mempengaruhi aktivitasnya di sekolah. Berikan dukungan
dan kondisi (seperti pH dalam reaksi di atas), sehingga menghasilkan anak
(kristal) yang baik.
Contoh 2 : Kondisi di dalam
reaktor juga sangat berpengaruh, reaksi di dalam reaktor sangat dipengaruhi
suhu, tekanan, jumlah bahan, waktu reaksi dan lain-lain. Sekolah akan membuat
kondisi-kondisi yang ideal untuk mengahasilkan kristal melalui kinerja guru dan
seluruh sivitas sekolah. Guru harus memahami capaian pembelajaran dan bagaimana
cara mencapainya.
Contoh 3 : Sintesis kristal tidak
berhenti sampai keluarnya bahan dari autoclave, setelah keluar dari reaktor
maka diperlukan beberapa perlakuan misalkan pencucian dengan pelarut-pelarut
tertentu untuk menghilangkan pengotor. Setelah itu material harus disimpan
dalam kondisi-kondisi tertentu sesuai dengan sifat kristalnya misalkan disimpan
dalam wadah tertutup dan tidak kena cahaya matahari. Kegiatan pasca sekolah
juga menjadi hal yang penting, sekolah dan orang tua harus tetap melakukan pendampingan,
untuk menghilangkan hal-hal negatif atau kontaminasi yang mungkin didapatkan
selama proses berlangsung serta menjaga agar anak tetap berada pada jalan yang
baik tidak terkena kontaminasi.
Sekolah bukanlah reaktor
autoclave, sekolah adalah reaktor autoclave transparan, semua proses di dalamnya direncanakan, dilaksanakan dan
dievaluasi oleh sivitas sekolah maupun pihak di luar sekolah, sehingga orang
tua juga dapat terlibat aktif dalam proses belajar anaknya. Anak kita akan
menjadi kristal dengan mempersiapkan segalanya mulai dari sebelum masuk reaktor
hingga setelah keluar dari autoclave. Mereka yang yang sudah terbiasa dengan
suhu dan tekanan di dalam autoclave akan lebih mudah beradaptasi ketika mereka
sudah berada di lulus.
Sekolah sebagai reaktor
autoclave, maka anak sebagai bahan baku akan menerima suhu dan tekanan yang
tinggi, apakah itu menyenangkan? Tentunya tidak sama sekali. Terus untuk apa
mereka menerima suhu dan tekanan? Karena sekolah akan menjadikan anak-anak
tersebut menjadi kristal yang tentunya akan membawa manfaat bagi agama, bangsa
dan negaranya melalui kondisi-kondisi tersebut.
Kondisi suhu dan tekanan
bermacammacam tergantung tingkatan dan bidang sekolah tersebut. Kondisi
tersebut sudah diatur dalam berbagai macam peraturan, misalkan yang tertuang
dalam Standar Nasional DIKTI yang menyatakan bahwa 1 semester minimal 16
pertemuan, 1 sks kuliah artinya tatap muka 50 menit, tugas terstruktur 60 menit
dan tugas mandiri 60 menit perminggu. Jadi orang tua jangan khawatir atau takut
jika guru memberikan suhu dan tekanan berlebih karena semua sudah diatur dalam
undang-undang. Kemudian jika ada anak mengeluh kepada orang tuanya karena
tugas-tugas dan kuliah, saat itu lah anda sebagai orang tua bersyukur bahwa
sekolah anak anda sedang melakukan perlakuan untuk menjadikan anak anda sebagai
kristal yang memiliki nilai guna dan nilai jual lebih tinggi. Khawatirlah kalau
anak kita tidak sibuk dengan kegiatan sekolah atau justru disibukkan dengan
kegiatan di luar sekolah yang belum kita ketahui manfaatnya.
Intan dan arang berdasarkan atom
penyusunnya sama-sama dari karbon (C), namun keduanya memiliki sifat, fungsi dan nilai jual yang
bereda. Intan dan arang berbeda dalam hal strukturnya, intan memiliki struktur
teratur, rapat dan ikatan yang kuat sehingga memiliki sifat kekerasan yang
tinggi, sedangkan sifat arang sebaliknya. Intan memiliki nilai jual yang sangat
tinggi dibandingkan dengan arang. Intan terbentuk dari karbon pada kondisi suhu
ribuan derajat dan tekanan tinggi dalam waktu jutaan tahun. Itulah kenapa intan
menjadi material keras dan berkilau indah. Jika arang kita diamkan tanpa
perlakukan apa-apa maka selamanya tidak akan pernah menjadi intan. Bagitu juga
dengan anak-anak kita semua terlahir dengan material penyusun yang sama,
tinggal kita sebagai orang tua mau menjadikannya intan yang kuat dan berkilai
atau arang yang rapuh.
Proses belajar memang sangat
melelahkan bahkan membosankan, karena hasilnya tidak bisa kita petik dalam
waktu yang singkat. Belajar akan membuat masa depan anak kita tidak melelahkan
dan membosankan. Jangan berharap menjadi intan jika tidak pernah dikenai suhu
dan tekanan, jangan berharap panen jika tidak pernah menanam. Saat mahasiswa
lain membanggakan nama besar kampusnya, UISI bangga dengan prestasi
mahasiswanya.
*Tulisan ini pernah dimuat di Radar Gresik pada 10 Desember 2019.
*Tulisan ini pernah dimuat di Radar Gresik pada 10 Desember 2019.
0 komentar:
Posting Komentar